INDONESIAKININEWS.COM - Polemik diorama yang hilang di markas Kostrad masih menjadi sorotan. Usai disorot hilangnya diorama tokoh G30S PKI d...
Usai disorot hilangnya diorama tokoh G30S PKI di markas Kostard, komponis Addie MS membuktikan secara langsung.
Namun tampaknya pembuktian oleh Addie MS itu tak serta-merta diterima oleh publik, khususnya politisi Fadli Zon.
Fadli Zon bahkan dengan tegas jika pernyataan dari pihak Kostrad adalah kebohongan.
Dalam unggahan video milik Addie MS itu, sang komponis bertanya langsung kepada Kepala Penerangan Kostrad terkait isu hilangnya diorama.
Dijelaskan jika yang hilang hanya 3 patung saja, sementara diorama tragedi G30S PKI masih ada di Museum Dharma Bhakti.
Ketiga patung itu dibongkar atas permintaan penggagasnya sendiri yakni mantan Pangkostrad 2011-2012 yakni Azmyn Yusri Nasution.
“Jadi bukan idenya Pangkostrad yang sekarang,” ujar Addie MS, melalui akun Twitter pribadnya,
Video milik Addie MS itu kemudian diunggah ulang oleh akun Twitter @NasionalisSiber.
Dalam unggahannya dikatakan jika pemindahan patung Pangkostrad Letjen Soeharto, Kol Sarwo Edi dan Jend AH Nasution terjadi pada tahun 2011-2012.
Lebih lanjut dijelaskan jika itu terjadi di tahun saat pemerintahan masih di pegang oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Tidak ada kaitannya dengan era pemerintahan Presiden Jokowi,” tutur akun Twitter @NasionalisSiber.
Membalas unggahan tersebut, Fadli Zon dengan tegas mengatakan jika itu adalah kebohongan.
“Bohong ini, harusnya agak cerdas sedikit bohongnya,” ujarnya, dikutip dari akun Twitter @fadlizon, yang diunggah 30 September 2021.
Bahkan cuitan milik Fadli Zon itu didukung oleh para pengguna Twitter lainnya, bahkan ada yang membagikan video kondisi Museum Dharma Bhakti pada tahun 2015-2017.
“2015-2017 Pangkostrad Letjend Edy Rahmayadi patung patung tsb masih berdiri kokoh kenapa di katakan sejak 2012 di pindahkan, dasar pendusta,” ujar akun Twitter @65Akhmad.
Meski begitu pro dan kontra masih terjadi, tragedi G30S PKI, kebenaran soal patung diorama yang hilang masih menjadi polemik hingga berita ini diturunkan. [prs]
Lihat artikel asli
