INDONESIAKININEWS.COM - Banjir merendam rumah warga di Kebon Pala. Banjir tersebut terjadi selama 3 hari. Seorang warga mengatakan banjir d...
"Tiga hari nggak surut-surut. Yang awal sedada satu setengah meteran lah, terus setengah meter, sekarang ya segini lah. Itu kali juga masih deras sampai sekarang, jadi belum surut," katanya.
Ini adalah satu contoh di mana klaim Anies tidak sesuai dengan apa yang terjadi. Beberapa hari lalu, dia sempat memamerkan pencapaian soal penanganan banjir. Menurut dia, banjir di Jakarta yang biasanya menelan waktu 3-4 hari untuk surut, tapi kini bisa kering kurang dalam satu hari.
"Di awal tahun ini terasa daerah-daerah yang biasanya kalau banjir tergenang 3-4 hari sekarang kurang dari satu hari sudah kering, kenapa ya karena sekarang petugas lurah, camat, BPBD itu semua punya target 6 jam kering, 6 jam kering apa pun kondisinya," kata Anies dalam dalam Rakornas Antisipasi La Nina.
Anies mengatakan penanganan banjir di Jakarta saat ini sudah menggunakan sistem key performance indicator (KIP) dengan target 6 jam surut setelah hujan reda. Dia juga menyebut, jika hujan di bawah 50 mm, jalan utama di Jakarta tidak boleh banjir.
Banjir di Kebon Pala menjadi heboh lantaran target Anies soal banjir surut 6 jam. Media sosial dibombardir oleh meme sindiran mengenai ini. Anies jadi bulan-bulanan.
Bukan Anies namanya kalau tidak menata alasan untuk membela diri.
Anies mengatakan jajaran Pemprov DKI baru menetapkan target banjir surut 6 jam sejak tahun lalu. Meskipun begitu, perlu dilihat intensitas air hujan serta kapasitas drainase di kawasan tersebut. "Baru mulai 1 tahun ini kita menetapkan menggunakan ukuran di dalam penanganan banjir karena kalau kita tidak memiliki ukuran, memiliki target maka akan bekerja tanpa ada ukuran capaian," katanya.
Syaratnya begini. Anies mengatakan, banjir berkaitan dengan volume air hujan serta aliran air sungai. Anies mengatakan target 6 jam dihitung setelah hujan dengan intensitas di atas 100 mm/hari berhenti.
Syarat selanjutnya, untuk wilayah yang berada di dekat sungai, waktu 6 jam dihitung setelah aliran sungai kembali ke titik normal.
"Jadi kita menetapkan target untuk setelah hujan berhenti bila hujannya di atas 100 mm/hari maka harus dipompa, dikeringkan diberikan target 6 jam," ucapnya.
"Kalau di bawah 100 milimeter hujannya, maka tidak terjadi banjir, artinya ada sesuatu yang salah dalam manajemen. Begitu juga dengan aliran sungai, kalau aliran sungai sudah kembali pada titik normal maka 6 jam sesudahnya, kalau aliran sungainya tidak turun-turun maka otomatis banjirnya akan terus terjadi inilah pengendalian kita menggunakan target," kata Anies.
Oh ternyata ada syarat dan ketentuan berlaku. 6 jam bisa surut kalau syarat A, B, C dan seterusnya terpenuhi. Ah, sama aja dong. Janji ini itu, tapi ada syarat dan faktor yang harus terpenuhi.
Kalau target 6 jam tidak tercapai, artinya targetnya terlewati, hehehe.
Nunggu aliran sungai kembali ke titik normal, tutup mata juga lama-lama surut sendiri. Tak perlu pakai pompa. Mau tunggu hujan deras berhenti, tak perlu lakukan apa-apa juga banjir bakal surut sendiri. Ya sama artinya Anies tidak banyak lakukan apa pun sebenarnya.
Banjir tetaplah banjir meski cuma 1 menit. Tetap saja harus bersih-bersih rumah setelah banjir tidak peduli berapa lama durasi banjirnya. Yang hebat itu, bikin target tidak banjir. Anies tentu tidak akan mampu melakukan itu.
Susah mah kalau berdebat dengan gubernur ini. Kebanyakan ngelesnya. Apa pun masalahnya, dia bisa temukan alasan untuk membela diri.
Janji kampanye sebelumnya juga mirip. Janji sediakan rumah terjangkau, tapi ada syarat tertentu, yang malah memberatkan warga menengah ke bawah.
OK OCE. Dimodalin, disediakan tempat usaha, dicarikan pembeli. Ada juga syaratnya dan ujung-ujungnya normatif dan tidak solutif.
Evaluasi terus. Entah apa yang dievaluasi. TGUPP banyak anggota, suruh mereka peras otak dikit.
Bagaimana menurut Anda?
S: Xhardy
