INDONESIAKININEWS.COM - Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki potensi untuk menjadi negara besar di dunia ta...
Pada tahun 2010, PBNU pernah menyatakan kecewa terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang terkesan lemah dalam menghadapi Malaysia yang melakukan pelecehan terhadap kedaulatan negara Indonesia.
“SBY harus menyatakan bahwa kamu (Malaysia) terbukti salah dan untuk itu harus meminta maaf kepada rakyat Indonesia,” tegas Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj.
“Yang diinginkan PBNU dalam masalah Malaysia-Indonesia adalah agar SBY bersikap tegas dan berani karena kita ada di pihak yang benar,” tukas Said Aqil.
“Ini persoalan harga diri. Kita harus tegas menghadapi setiap negara yang coba-coba melecehkan kedaulatan negara,” imbuhnya. Sumber
Pada tahun 2012, setelah puas menghina Pak BJ Habibie (Alm) dan menolak minta maaf, mantan Menteri Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidin kembali menghina almarhum mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sehingga membuat warga NU gerah.
Mantan Juru Bicara Gus Dur, Adhie M Massardi menilai, hal demikian terjadi karena kesalahan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
"Ini seratus persen kesalahan kepemimpinan SBY, Sehingga Malaysia berani berbuat seperti itu," ujar Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB) kepada wartawan. Sumber
Adhie mengatakan jika kepemimpinan SBY kuat, Malaysia tidak pernah mengutak-atik Indonesia.
Dan lebih mirisnya lagi, Australia mengakui menyadap Indonesia di zaman pemerintahan SBY dan pihak Australia juga menolak minta maaf!
Perdana Menteri Australia saat itu, Tony Abbott tidak akan minta maaf pada Indonesia atas penyadapan intelijen negaranya terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Article
Kita sebagai rakyat Indonesia merasa malu, seperti tidak punya harga diri setelah terang-terangan “dilecehkan” oleh pihak asing di masa pemerintahan SBY saat itu…
Tapi semua itu berubah setelah Jokowi menjabat sebagai Presiden di Indonesia.
Negara besar seperti China (Tiongkok) juga “segan” terhadap pemerintahan Presiden Jokowi terkait di perairan Natuna.
Pada tahun 2016, Presiden Jokowi mendapat apresiasi dari rakyat Indonesia karena berani “melawan” pemerintahan China dimana kapal Coast Guard China sudah berulang kali menganggu TNI AL kita.
Article Bahkan kapal China akhirnya ke luar dari perairan pulau Natuna setelah Presiden Jokowi berkunjung ke pulau tersebut.
Article
“Saya kira kunjungan presiden ke Natuna merupakan pesan dari pemerintah kita ke Beijing, saya kira itu dibaca dengan cermat oleh Beijing bahwa kapal-kapal nelayan yang di backup oleh kapal cost guard mereka yang dalam hal ini kapal pemerintah, sudah meninggalkan wilayah ZEE," ungkap Kapuspen TNI, Mayjen TNI Sisriadi. Sumber
Kita juga masih ingat bagaimana Pilot dan perusahaan Malaysia meminta maaf terkait insiden pendaratan helikopter asal Malaysia di wilayah Indonesia di Kecamatan Sebatik, Pulau Sebatik, Kalimantan Utara pada saat itu.
"Sudah, mereka sudah minta maaf melalui perusahaan pemilik heli," kata Fuad saat dikonfirmasi. [Sumber[(https://www.liputan6.com/global/read/2262638/malaysia-minta-maaf-helikopter-mendarat-di-perbatasan-indonesia)
Article
Pemerintah Malaysia juga sudah meminta maaf mengenai insiden kesalahan cetak bendera Indonesia yang terbalik dalam buku panduan SEA Games 2017 lalu.
Article
Di masa pemerintahan Jokowi, kita tidak lagi minta maaf ke Malaysia atau Singapura seperti masa SBY terkait kasus kebakaran hutan.
Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) telah menyegel lahan milik 20 perusahaan asing dari 62 perusahaan yang terbakar dan mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sumber
Article
Presiden Jokowi menyampaikan jika Indonesia berhasil menurunkan angka kebakaran hutan sebesar 82% dalam sesi debat Sidang Majelis Umum ke-76 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2020 lalu. Sumber
Article
Bahkan dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron di Hotel Splendide Royal, Roma, Italia saat acara KTT G20 beberapa hari lalu, Presiden Jokowi mengatakan tingkat kebakaran hutan di Indonesia kini berada di titik paling bawah dalam 20 tahun terakhir saat kebakaran di negara lain justru meningkat. Sumber
Article
Kasus terbaru, pihak Uni Eropa gerah dengan kebijakan larangan ekspor biji Nikel mulai tanggal 1 Januari 2020 lalu oleh pemerintahan Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.
Apakah Presiden Jokowi yang dikatakan kurus kerempeng, planga-plongo takut terhadap gugatan Uni Eropa tersebut? Tidak!
Presiden Jokowi bahkan siap menghadapi gugatan pihak Uni Eropa terkait masalah produk tambang milik kita sendiri yaitu Nikel yang sangat dibutuhkan oleh mereka.
Article
Aneh tapi nyata, Nikel milik kita sendiri, ya terserah kita mau diapakan, kenapa Uni Eropa mau ngatur hasil tambang kita?
“Kita hadapi, ngapain takut, barang-barang kita, nikel-nikel kita, mau kita ekspor, mau enggak, kan suka-suka kita," kata Presiden Jokowi. Sumber
Article
Jadi ingat jika pemerintahan Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dipuji sebagai “One of the best in the world” oleh Universitas ternama di Amerika Serikat yaitu John Hopkins University karena dinilai sebagai salah satu negara yang berhasil dalam menangani pandemi Covid-19 karena mampu menurunkan kasus Covid-19 hingga 58% hanya dalam kurun waktu 2 minggu. Sumber
Profesor Singapura, Kishore Mahbubani menyampaikan sejumlah pujian kepada Presiden Jokowi berhasil memimpin di salah satu negara yang terkenal paling sulit diperintah di dunia. Sumber Yang terbaru, pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia terpilih menjadi Presidensi atau tuan rumah untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20) atau KTT G20 pada 2022.
Gimana bangganya kita sebagai banga Indonesia, karena Indonesia bisa menjadi Presidensi dari 19 negara maju dan Uni Eropa, serta pewakilan dari International Monetary Fund (IMF), World Bank (WB) dan mewakili sekitar 65 persen penduduk dunia, 79 persen perdagangan global, dan 85 persen perekonomian dunia. Sumber
Belum lagi pujian dari Putra Mahkota Inggris, Pangeran Charles terhadap Presiden Jokowi yang telah berjuang menyelamatkan alam Indonesia dalam KTT G20.
Jujur, kita pasti merasa sangat bangga karena Presiden Jokowi membuat nama bangsa Indonesia lebih berwibawa, tidak dilecehkan apalagi disadap oleh negara tetangga seperti yang terjadi di masa SBY.
Indonesia juga sekarang tidak mudah diatur oleh pihak asing sehingga Presiden Jokowi berani “melawan” Uni Eropa yang panik karena kita membatasi produk Nikel yang sangat dibutuhkan oleh mereka.
Sedih, karena Presiden Jokowi yang sudah bekerja keras demi rakyat, banyak dipuji oleh negara lain tetapi malah dihina dan direndahkan di dalam negeri oleh oposisi yang mengatasnamakan rakyat…
Wassalam,
Nafys Seword
