INDONESIAKININEWS.COM - Beredar video viral yang menunjukkan dugaan persekusi perayaan Natal jemaat Gereja Pentakosta Indonesia (GPI) Unit ...
INDONESIAKININEWS.COM - Beredar video viral yang menunjukkan dugaan persekusi perayaan Natal jemaat Gereja Pentakosta Indonesia (GPI) Unit 2, Kecamatan Banjar Agung, Tulang Bawang, Lampung, Selasa (28/12/2021).
Dalam video tersebut, terdapat narasi seolah-olah ada larangan peribadatan Natal di GPI Unit 2 Tulang Bawang oleh masyarakat.
Video yang diduga dibuat bertepatan pada Natal kemarin, 25 Desember 20210, menjadi viral pada 27 Desember 2021.
Menindaklanjuti kasus dugaan persekusi tersebut, diadakan mediasi di Mapolres Tulang Bawang.
Mediasi dipimpin Kapolres Tulang Bawang AKBP Hujra Soemena, dihadiri perwakilan Kemenag Provinsi Lampung, Dandim 0426/Tulang Bawang Letkol Inf Joko Sunarto, Asisten I Pemkab Tulang Bawang Ahmad Suharyo, dan Kepala Kesbangpol Tulang Bawang Hamami Ria.
Ada pula pendeta dan unsur pemuka agama Kristen dan Islam, ketua MUI, dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Tulang Bawang.
AKBP Hujra Soemena menegaskan, narasi yang dibangun dalam video tersebut tidaklah benar.
"Yang terjadi sebenarnya dalam video itu adalah masyarakat datang ke gereja itu untuk menanyakan izin gereja. Bukan melarang pelaksanaan peribadatan," kata Hujra Soemena dalam konferensi pers, Selasa siang.
"Pelaksanaan (peribadatan) itu berlangsung sampai selesai. Sementara kedatangan masyarakat sebelum dilaksanakan ibadah di gereja itu," terang Kapolres lagi.
Pernyataan tersebut disampaikan beberapa saat seusai musyawarah dan mediasi bersama unsur terkait di ruang Kapolres.
"Perlu saya tegaskan juga bahwa pada tanggal 25 Desember itu, anggota kami dan Polsek Banjar Agung bersama unsur TNI dari Koramil Banjar Agung melakukan pengamanan sampai selesai pelaksanaan ibadah natal di gereja tersebut," papar pria berdarah Ambon ini.
Sementara, gembala GPI Tulang Bawang Pendeta Sopan Sidabutar ikut buka suara.
Dalam pernyataan sikapnya, ia juga membantah terjadi persekusi dalam perayaan ibadah Natal di GPI Unit 2 Banjar Agung.
Dia menegaskan, narasi yang dibangun dalam video yang beredar itu tidak seperti yang terjadi sesungguhnya.
"Berhubungan acara perayaan Natal di tempat saya di gereja GPI seperti yang ada dalam video tidaklah benar," kata Sopan Sidabutar.
"Tidak terjadi persekusi perayaan Natal seperti yang terjadi seperti di video tersebut. Itu salah persepsi," tegasnya.
Dia menyebutkan, memang benar sempat terjadi kesalahpahaman dengan tokoh masyarakat setempat.
"Namun itu terjadi sebelum pelaksanaan ibadah Natal, dan pelaksanaan ibadah natal kami dilaksanakan sampai selesai dengan pengamanan aparat kepolisian," ungkapnya.
Seusai pernyataan dari Pendeta Sopan Sidabutar, mediasi diakhiri dengan deklarasi kerukunan umat beragama.
s; tribunnews.com