INDONESIAKININEWS.COM - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi diduga menjewer dan mengusir pelatih biliar bernama Coki Aritonang. Peristiwa ...
INDONESIAKININEWS.COM - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi diduga menjewer dan mengusir pelatih biliar bernama Coki Aritonang. Peristiwa itu terjadi pada Senin (27/12) di rumah dinas Gubernur Sumut.
Pemicunya, Coki diduga tertidur saat Edy memberikan sambutan dalam acara penyerahan bonus untuk atlet dan pelatih berprestasi di PON Papua XX. Kejadian itu terekam kamera dan beredar luas di media sosial.
Sebelum masuk inti permasalahan, Edy meminta atlet olahraga di Sumut meningkatkan prestasinya. Sebab, PON 2024 akan digelar di Sumut dan Aceh.
Ketika menyampaikan motivasi, Edy kerap diselingi tepuk tangan oleh tamu yang hadir. Pada saat itu, Edy melihat Coki tidak bertepuk tangan dan diduga Coki tertidur.
"Yang pakai kupluk itu siapa? Kenapa enggak tepuk tangan," tanya Edy sembari menunjuk Coki.
Dia lalu memanggil Coki untuk naik ke panggung sembari bertanya cabang olahraga apa yang diikuti Coki di PON. Coki lalu menjawab sebagai pelatih biliar.
"Tak cocok jadi pelatih ini," kata Edy.
Edy kemudian diduga menjewer kuping Coki. Mantan Pangkostrad itu juga mengusir Coki keluar dari ruangan.
“Kau langsung keluar, tak usah lagi di sini," ujar Edy. Coki langsung segera meninggalkan kegiatan.
Tidak lama setelah itu, Edy meminta Ketua KONI dan Dispora mengevaluasi olahraga biliar.
“Ketua KONI, Yang tak pantas, tak usah," ucap dia.
Penjelasan KONI
Ketua KONI Sumut, John Ismadi Lubis, membenarkan teguran yang disampaikan Edy. Sebab ia berada di lokasi saat kejadian.
“Ya tadi memang ada masalah,” kata Ismadi kepada kumparan, Senin (27/12) malam.
Dia tidak mengetahui secara rinci persoalan yang terjadi hingga membuat Edy marah.
“Saya nggak lihat kali karena saya di depan. Pak Edy melihat kebelakang, memang ada teguran,” ujar Ismadi.
Lebih lanjut, Ismadi belum menanyakan langsung kepada Coki karena dirinya langsung melakukan perjalanan dinas ke Kota Sibolga. Namun ia berhadap permasalahan ini tidak berlarut-larut.
“Kita akan meminta klarifikasi apa masalahnya, apakah ada kesalahpahaman, nanti dikoordinasikan. Kalau bisa tidak menjadi masalah besar. Seorang ayah menegur anak kan biasa,” tutup dia.
S: Kumparan