INDONESIAKININEWS.COM - Pada peristiwa kerusuhan Tanjung Priok, oknum aparat TNI yang dulu bernama ABRI menembaki warga sipil secara membab...
INDONESIAKININEWS.COM - Pada peristiwa kerusuhan Tanjung Priok, oknum aparat TNI yang dulu bernama ABRI menembaki warga sipil secara membabi buta.
Diperkirakan puluhan nyawa melayang dalam peristiwa berdarah di Tanjung Priok itu.
Saat peristiwa kerusuhan anjung Priok pecah, Panglima ABRI kala itu dijabat LB Benny Moerdani. Sejak tragedi itu, sentimen anti-Islam terhadap Benny Moerdani menguat mengingat Benny seorang beragama Katolik.
Dikutip dari buku Benny Moerdani yang Belum Terungkap, Letjen Marinir (Purn) Nono Sampono, ajudan Benny pada 1983-1988, mengaku mendengar kabar dari Kodam Jaya tentang adanya gerakan pada Rabu 12 September 1984 sore melalui radio monitor.
Sesampainya di kantor Polres Jakut, Benny langsung menginterogasi belasan prajurit Artileri Pertahanan Udara.
"Coba kamu ceritakan apa yang terjadi. Bagaimana kamu bisa nembak orang?" ujarnya menirukan Benny.
Setelah mendapat penjelasan, Benny menilai tindakan prajurit sesuai dengan prosedur.
Prajurit TNI itu, kata Nono, juga menggunakan senjata semi otomatis buatan PT Pindad, bukan M16, sehingga tak ada tembakan berondongan seperti disebutkan.
"Walau saya bilang tepat, kamu jangan sombong, karena yang kamu tembak ini saudaramu sendiri," kata Nono menirukan Benny lagi.
s: okezone.com