INDONESIAKININEWS.COM - Joseph Suryadi sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penodaan agama. Joseph sebelumnya terbukti menipu pol...
Polisi telah menetapkan Joseph Suryadi sebagai tersangka penodaan agama melalui media elektronik usai ramai #TangkapJosephSuryadi.
"Penyidik dari Dirkrimsus Polda Metro Jaya telah menetapkan tersangka yang melakukan posting tersebut atas nama Yoseph Suryadi atau YS umur 39 tahun. Yang bersangkutan mulai hari ini sudah dilakukan penahanan di Polda Metro Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (15/12/2021).
Saat menjalani pemeriksaan poilisi, Joseph Suryadi pun mengakui menyebarkan konten penistaan kepada Nabi Muhammad SAW. "Yang jelas, pembuktian sudah masuk unsurnya itu barang (handphone) miliknya dan dia mengakui," kata Zulpan.
Melalui ponsel miliknya, Joseph Suryadi mengirimkan chat ke grup WA berupa karikatur. Karikatur tersebut juga disertai dengan tulisan yang menghina Nabi Muhammad SAW. Joseph Suryadi itu kemudian tersebar. Kejadian ini pun memunculkan reaksi netizen dengan tagar #TangkapJosephSuryadi.
Dengan kata-kata kasar dia menyamakan Nabi SAW dengan predator santriwati Herry Wirawan. Unggahan itu memicu tagar #TangkapJosephSuryadi yang muncul di media sosial beberapa waktu lalu.
Foto Joseph Suryadi terus dihujat netizen di media sosial. Bahkan, foto tampangnya sudah disebarkan ke mana-mana. Bukan hanya itu, nomor HP yang digunakan untuk menyebarkan chat yang berisi kartun menghina Nabi Muhammad SAW juga sudah diketahui publik.
Pada mulanya, Joseph Suryadi tak mengakui perbuatannya. Bahkan, Joseph mengaku HP miliknya telah hilang. Namun, rupanya Joseph Suryadi berbohong soal hilang ponsel. Penyidik punya rekam jejak digital bahwa dia telah mengirimkan chat berisi penghinaan Nabi.
Polisi mengatakan sudah mempunyai bukti-bukti kuat bahwa Joseph Suryadi melakukan penodaan agama. Joseph tak bisa berkelit lagi. ( Facebook)
"Kemudian terkait handphone memang ada pengakuan yang bersangkutan handphone-nya hilang. Tapi hasil pemeriksaan rekam jejak digital percakapan di handphone milik tersangka memang terdapat kalimat-kalimat seperti yang dilaporkan pelapor, yakni menistakan agama tertentu" ujar Zulpan.
"Ya iya (bohong). Iya itu kan acara dia untuk ini kan (menghindari sanksi hukum)" tambah Zulpan. Joseph Suryadi tak bisa berkelit. Dia terbukti menipu polisi.
Polisi juga mengatakan sudah mempunyai bukti-bukti kuat bahwa Joseph Suryadi melakukan penodaan agama. Bukti itu yang kemudian membuat Joseph jadi tersangka.
"Beberapa barang bukti yang telah diamankan dan disita penyidik adalah satu bendel screenshot pembicaraan di medsos yang dianggap menistakan agama, satu buah flashdisk dan satu handphone yg bersangkutan" kata Zulpan.
"Terkait handphone ada pengakuan yang bersangkutan handphone-nya hilang. Tapi hasil pemeriksaan rekam jejak digital di handphone milik tersangka memang terdapat kalimat-kalimat seperti yang dilaporkan pelapor, yakni menistakan agama tertentu," ujar Zulpan.
Zulpan mengatakan saat ini pihaknya masih mendalami terkait motif Joseph Suryadi menyebarkan chat tersebut. "Penyidik sedang dalami dulu (motifnya)," tuturnya. Sejumlah bukti kemudian disita dari Joseph Suryadi terkait aksi penodaan agama yang dilakukannya. Bukti itu mulai dari tangkapan layar percakapan di WhatsApp hingga handphone miliknya.
"Beberapa barang bukti yang telah diamankan dan disita penyidik adalah satu bendel screenshot pembicaraan di medsos yang dianggap menistakan agama, satu buah flash disk dan satu handphone," ungkap Zulpan.
Dalam kasus tersebut, Joseph dikenai Pasal 27 ayat 1 juncto Pasal 45 ayat 1 dan/atau Pasal 28 ayat 1 juncto Pasal 45 ayat 2 UU ITE dan/atau Pasal 156 KUHP dan Pasal 156 A KUHP. Dia terancam hukuman enam tahun penjara.
Berdasar data di akun Facebook miliknya, Joseph Suryadi memiliki profesi asli sebagai Investor Relation di PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk 2012 hingga sekarang. Dia lulusan Jurusan Design Komunikasi Visual di Bina Nusantara University, lulus pada 2000.
Endra Zulpan menyebutkan bahwa Joseph diduga mengunggah sesuatu yang menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan.
"Terhadap seseorang yang melakukan posting hal tersebut yaitu dengan kata-kata dan kalimat yang menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu atau kelompok masyarakat tertentu atau SARA dengan sengaja tentunya," ucap Zulpan dalam siaran di Instagram Humas Polda Metro Jaya pada Rabu (15/12).
Menurut Zulpan, sebelumnya terdapat masyarakat yang melakukan pelaporan terkait unggahan yang menistakan agama. Zulpan mengatakan bahwa terdapat kalimat-kalimat seperti apa yang dilaporkan pelapor, yakni penistaan di dalam percakapan yang ada di handphone tersangka.
s: grid.id
