INDONESIAKININEWS.COM - Sekitar lima bulan lalu sebelum meninggal dunia, Pendeta Yesaya Pariadji mendapatkan penglihatan. Pendiri Gereja Ti...
"Rupanya penglihatan lima bulan lalu itu sebagai pertanda bahwa Pendeta Yesaya Pariadji akan dipanggil oleh Bapa di Surga," ujar Pendeta yang memimpin ibadah pelepasan Pendeta Yesaya Pariadji, Jumat (6/5/2022).
Ibadah pelepasan dan tutup peti jenazah Pendeta Yesaya Pariadji, ditayangkan secara live streaming di Kanal YouTube Gereja Tiberias Indonesia, Jumat (6/5/2022) dimulai pukul 08.00 WIB.
Suasana duka terlihat sangat menyelimuti keluarga besar Yesaya Pariadji dan seluruh warga jemaat Gereja Tiberias Indonesia yang hadir dalam kebaktian pelepasan dan tutup peti jenazah tersebut. Nanyian pujian dan penyembahan dilantunkan dengan khidmat sejak awal kebaktian.
Telah berpulang ke Rumah Bapa di Surga, Gembala Sidang Gereja Tiberias Indonesia Pdt DR Yesaya Pariadji, demikian berita duka yang disampaikan dalam YouTube Gereja Tiberias Indonesia.
Yesaya Pariadji merupakan salah satu gembala sidang yang terbaik di tengah-tengah keluarga besar jemaat Gereja Tiberias Indonesia. Karena itu, kepergiannya Yesasa meninggalkan duka yang sangat mendalam bagi keluarga besar Pariadji maupun jemaat Gereja Tiberias Indonesia.
Hadir dalam ibadah tersebut istri, anak dan keluarga besar Pariadji serta seluruh jemaat Gereja Tiberias, baik yang hadir di tempat persemayaman terakhir maupun yang mengikuti secara live streaming.
"Gereja Tiberias adalah gereja anugerah, gereja yang dipilih Tuhan, maka kita lanjutkan apa yang Pak Pariadji telah lakukan. Yang kedua, warisan minyak urapan akan terus kita lakukan dan lanjutkan sampai kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali," ujar Pendeta Gereja Tiberias saat memulai kotbahnya.
Ia mengatakan, Pendeta Yesaya Pariadji yang dikenal dengan perkabaran Injil melalui sakramen minyak urapan ini meninggal dunia pada Kamis, 5 Mei 2022.
"Hari ini telah bersama Bapa di Surga, Pak Pariadji berumur 77 tahun," katanya.
Dia menjelaskan, angka 5 dan 2 kerap melekat dalam kehidupan Yesaya Pariadji. Seperti, saat Yesus Kristus memberikan makan kepada ribuan pengikutnya hanya dengan lima roti dan dua ikan dan menyisakan 12 bakul roti dan ikan.
Menurut salah satu putranya, Aristo Pariadji, ayahnya telah berumur sekitar 77 atau 78 tahun, saat dipanggil Tuhan. Pencatatan tanggal kelahiran di masa itu belum sempurna. Yesara Pariadji telah lahir sejak zaman penjajahan Jepang di Indonesia.
Pengkotbah melanjutkan, ayat Alkitab yang sering dibacakan Yesaya Pariadji adalah Kitab Mikha Pasal 6 : 5-7 yang berisi tentang sakremen perjamuan kudus dan minyak urapan.
"Sebagai jemaat yang percaya Kristus, kita percaya Tuhan Yesus telah menjemput Yesaya Pariadji. Selamat jalan Bapak Gembala, kami semua mencintaimu. Terima kasih atas semua pengabdianmu sebagai gembala martir," tuturnya.
Sumber: Investor Daily