foto: sumeks INDONESIAKININEWS.COM - Wabah virus corona atau Covid-19 yang mulai merebak sejak akhir tahun 2019 di China, meluas ke se...
![]() |
foto: sumeks |
INDONESIAKININEWS.COM - Wabah virus corona atau Covid-19 yang mulai merebak sejak akhir tahun 2019 di China, meluas ke seluruh dunia bahkan kini ke tanah air, ternyata juga sudah pernah diingatkan oleh seorang putra terbaik Indonesia sejak 2016 lalu.
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia selalu mengulang-ulang pernyataannya di berbagai kesempatan perihal senjata biologis massal ataupun proxy war.
Pria kelahiran Tegal 13 Maret 1960 dikenal selalu bicara apa adanya soal apalagi menyangkut posisi strategis Indonesia di dunia.
Sebagaimana dilansir dari Kompas.com, bahwa mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, saat ini TNI mewaspadai ancaman senjata biologis. Hal ini disampaikan Gatot dalam pembukaan Konferensi Internasional dan Table Top Exercise untuk Global Health Security 2017 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (24/10/2017).
"Kita patut mewaspadai adanya ancaman senjata biologis massal yang diciptakan untuk melumpuhkan negara lain dan berpotensi menciptakan epidemi," kata Gatot.
Menurut Gatot, perlu untuk membangun kerja sama yang baik antara TNI dengan sipil.
Sejauh ini, TNI sudah menjalin kerja sama yang cukup baik dengan Kementerian Kesehatan.
Dia menjelaskan, kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi mengakibatkan percepatan perpindahan barang jasa dan manusia.
Posisi geografis Indonesia tepat berada di persimpangan lalu lintas dunia menyebabkan ancaman wabah penyakit tropis dan infeksi sangat tinggi.
"Ancaman penyakit dari suatu negara bisa menjadi ancaman global dalam hitungan menit. Masih segar dalam ingatan kita kejadian kasus MERS dan flu burung yang menjadi ancaman global beberapa saat yang lalu," ucap Gatot.
Gatot memastikan TNI siap digerakkan apabila terjadi musibah massal yang datang tiba-tiba dan tidak mudah diprediksi.
TNI akan mengoptimalkan peran Babinsa sebagai mata dan telinga TNI di seluruh Indonesia.
Apabila terjadi sesuatu peristiwa di masyarakat, maka Babinsa akan berkoordinasi dengan Babinkamtibnas, kepala desa, lurah, serta puskesmas untuk membeirkan pertolongan pertama.
Proxy War Ancam Indonesia
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyatakan, perang tanpa bentuk atau "proxy war" saat ini mengancam Indonesia, sehingga semua pihak harus bersatu dalam mencegah dan melawannya.
"Perang tanpa bentuk mengancam Indonesia, karena negara-negara luar berlomba-lomba ingin menguasai Indonesia karena kaya akan SDA (sumber daya alam)," kata Gatot saat menyampaikan orasi ilmiahnya pada Dies Natalis ke-57 Untan Pontianak, Kamis (19/5/2016), seperti dikutip Antara.
Dia mengatakan, dalam "proxy war" tidak bisa dilihat siapa lawan dan kawan, tetapi perang tersebut dikendalikan oleh negara lain.
Ia menjelaskan, perang tanpa bentuk tersebut sudah terbukti, dengan kasus lepasnya Timor-Timur dari NKRI.
Timor-Timur diperebutkan oleh negara lain, karena di sana ada kekayaan SDA berupa "greater sunrise" yang letaknya antara Indonesia dan Timor-Timur.
Menurut dia, ada beberapa cara dalam mengatasinya, yakni modal NKRI yang mempunyai geografi daratan dan lautan yang kaya akan SDA agar dikelola dengan baik dan bermanfaat.
"Kemudian kita punya demografi, yakni kearifan lokal, yang juga harus dibarengi dengan revolusi mental, Pancasila sebagai pedoman hidup, serta dibutuhkan peran civitas dan akademika, serta mahasiswa dalam mencegahnya perang tanpa bentuk tersebut," kata Gatot.
Gatot mengatakan, solusi dalam mencegah perang tanpa bentuk, yakni Indonesia harus menjadi negara agraris, negara maritim, dan negara industri.
Harapannya, kekayaan SDA tidak dijual dalam bentuk mentah ke luar, tetapi sudah dalam bentuk jadinya. Indonesia juga harus didukung oleh para pemuda yang menjadi agen perubahan dan pemersatu bangsa.
Menurut Gatot, saat ini sekitar 70 persen konflik yang ada di dunia adalah latar belakang energi minyak, yang diprediksi juga akan habis.
Selain itu, dengan strategisnya wilayah NKRI juga pemicu rawan konflik, karena akan diperebutkan oleh negara-negara lain, seperti konflik atau perang dalam perebutan pangan, air, dan energi yang itu semuanya ada di Indonesia.
Gatot mengutip pernyataan Soekarno, yakni kekayaan alam Indonesia suatu hari nanti akan membuat iri negara-negara di dunia.
Selain itu, pernyataan Presiden Joko Widodo, yakni kaya akan sumber daya alam justru dapat menjadi petaka kita.
"Kalau mulai sekarang kita tidak berhati-hati dan bersatu maka tunggu ancamannya, sehingga mari kita bersatu dalam mencegah perang agar tidak lagi
mengancam Indonesia," katanya.
Sumber: tribunnews