INDONESIAKININEWS.COM - Pegiat media sosial, Abu Janda menanggapi terkait persoalan banjir yang terjadi di DKI Jakarta selama masa kepemimp...
INDONESIAKININEWS.COM - Pegiat media sosial, Abu Janda menanggapi terkait persoalan banjir yang terjadi di DKI Jakarta selama masa kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan.
Lewat cuitannya di Twitter, Kamis 21 Januari 2021, Abu Janda membeberkan laporan dari Kompas TV dan TV One yang menyebut banjir di DKI pada masa kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan di tahun 2020 terjadi sebanyak 6 kali dalam jangka waktu 2 bulan.
Menurut Abu Janda, rentetan banjir tersebut merupakan yang terparah di DKI dalam kurun waktu 40 tahun.
“Banjir DKI 2020 itu 6x dalam 2 bln, terparah dalam 40 tahun. sumber: KompasTV & TVONE,” cuit Abu Janda.
Ia pun menilai bahwa banjir itu terjadi lantaran Anies enggan melanjutkan normalisasi pelebaran sungai karena harus menggusur pemukiman warga.
Menarik untuk Anda:
“Itu akibat aniesbaswedan ogah lanjutkan normalisasi lebarkan sungai karena harus menggusur warga,” tutur Abu Janda menandai Twitter Anies Baswedan.
Pria bernama lengkap Permadi Arya ini menilai, banjir di DKI Jakarta sebenarnya bisa diperbaiki namun Anies Baswedan tak mau melakukan hal itu.
“Jadi banjir di DKI bisa diperbaiki tapi gubernurnya ogah,” ujar Abu Janda.
Dalam cuitannya itu, Abu Janda juga membagikan videonya yang mengungkit terkait banjir di DKI tersebut.
Dalam videonya itu, Abu Janda mengatakan banjir di DKI memang sudah ada sejak masa kepemimpinan Gubernur Ahok maupun Joko Widodo (Jokowi).
Namun, kata Abu Janda, banjir DKI di masa kepemimpinan mereka tidak separah saat Anies memimpin.
“Banjir di jaman Ahok juga ada, jaman Jokowi juga ada, jaman semua gubernur DKI juga ada. Iya, tapi tidak pernah separah Anies Baswedan jadi gubernur,” ungkapnya.
Ia pun mengatakan hanya di masa kepemimpinan Anies Baswedan, banjir terjadi sampai 6 kali dalam 2 bulan.
“Cuman jaman Anies Baswedan banjir bisa berjilid-jilid,” ucap Abu Janda.
Abu Janda juga menilai bahwa sebenarnya warga DKI menginginkan Anies melanjutkan normalisasi sungai yang telah dikerjakan gubernur sebelumnya yakni Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
“Yang diinginkan warga DKI adalah kerjaan Pak Ahok diteruskan! Pak Ahok ini kan diberikan tugas untuk normalisasi sungai, melebarkan sungai,” kata Abu Janda.
Adapun jika normalisasi sungai itu dilanjutkan, maka konsekuensinya adalah penggusuran pemukiman warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai.
“Konsekuensinya harus menggusur warga yang tinggal di bantaran sungai, perumahan-perumahan liar,” jelasnya.
Namun, kata Abu Janda, Anies Baswedan enggan melakukan hal itu lantaran mantan menteri pendidikan tersebut ingin menjaga citranya demi mencalonkan diri menjadi Presiden RI di 2024 mendatang.
“Pak Anies tidak melakukan itu karena pak Anies lagi pencitraan mau nyapres di 2024,” ujarnya.
S: Tribunnews