INDONESIAKININEWS.COM - Kelak jika ditanya anak atau cucu, "Siapa Presiden Indonesia yang paling banyak mendapat anak panah berupa fit...
INDONESIAKININEWS.COM - Kelak jika ditanya anak atau cucu, "Siapa Presiden Indonesia yang paling banyak mendapat anak panah berupa fitnah dan caci maki barisan sakit hati", sudah barang tentu Presiden Jokowi.
Jokowi sosok yang lahir dari rahim rakyat jelata, membangun karier politik dari bawah. Dan ia satu-satunya tokoh di Indonesia yang terbilang paling lengkap dimulai dari:
Wali Kota Surakarta 2 Periode
Gubernur DKI Jakarta 1 Periode
Presiden RI 2 Periode
Presidensi KTT G20, 2021-2022
Dan yang akan datang isu yang berkembang kandidat Sekjen PBB
Dan sejauh ini perjalanan prestasi langka di atas belum ada yang mampu menyamai di republik ini. Mungkin bisa jadi anaknya Gibran Rakabuming Raka yang memulai karier politik juga dari Wali Kota. Selama Gibran mampu membuktikan pada rakyat atas amanah yang diemban maka tak menutup kemungkinan.
Nah, sebetulnya dari sisi perjalanan karier politik Jokowi di atas saja sudah menampari mulut pembencinya yang kerap berkata jorok, kotor dan suka tebar fitnah.
Sebelumnya perlu diketahui, pembenci dan pengkritik itu beda. Pembenci cenderung membabi-buta tak mau membuka paradigna akan sebuah fakta dan data. Sedang pengkritik selama sesuai koridor disertai solusinya sah-sah saja bahkan dibutuhkan dalam sebuah negara demokrasi.
Tapi karena para tokoh pembenci punya kepentingan maka simpatisan atau pengikut mereka tertutup akal sehatnya. Selain itu disinyalir berdasar riset mereka rendah literasi.
Padahal tokoh yang mereka gandrungi itu juga tidak jadi apa-apa dalam hidupnya, selain kemampuannya memproduksi status di sosial medianya untuk dijadikan bahan ghibah. Jadi habit buat dosa sudah mendarah daging.
Sedikit kilas balik, pandemi yang sempat kitari negeri beberapa waktu yang lalu cukup mengkuatirkan banyak pihak, terlebih saat pagebluk dunia itu sempat sentuh angka 55 ribu perhari rakyat Indonesia terkontaminasi virus covid. Sebuah angka yang mengerikan.
Bayangan ketakutan sebagian besar kelompok menengah ke atas yang hidup di perkotaan tergambar jelas dari raut muka juga status sosial media mereka setiap saat. Ya, corona sukses meneror dengan segala kisah dan korban yang bergelimpangan melalui media tiap detiknya.
Setiiap saat kritikan, cacian, hujatan meruap. Tak hanya datang dari pembenci Jokowi yang datang dari rakyat tapi juga oposisi bahkan partai koalisi juga turut menyalahkan.
Tapi beruntungnya di tengah hujan kritik kepada pemerintahan Jokowi atas situasi, ada sebagian masyarakat yang beroikir waras optimis Indonesia mampu keluar dari ancaman krisis.
Masyarakat yang optimis itu kemudian berusaha mengirimkan sinyal harapan dan doa-doa melalui tagar #SayaPercayaJokowi. Menggema, diantara belantara hujatan di sosial media.
Dan rupanya Tuhan seperti mendengar dan meridhoi niat baik sebagian rakyat yang optimis dan percaya pada Jokowi. Melalui tangan dingin sang Presiden dibantu jajarannya yang cakap nan smart, lambat laun situasi dapat dikendalikan dengan baik.
Mendung yang semula menggelanyut di langit Indonesia secara perlahan memudar. Sampai pada titik tetentu negara lain pun sampai dibuat terbalalak. Pasalnya Indonesia dipandang sangat cepat keluar dari ancaman.
Bahkan di bulan November 2020 ekonomi tumbuh cukup baik, terbaik kedua di bawah China diantara negara G20. Ini tentu prestasi yang luar biasa
Bahkan beberapa negara harus menerima kenyataan pahit Presiden atau Perdana Menteri mereka sampai harus mengundurkan diri. Dipandang tidak sukses mengatasi pandemi, selain itu ekonomi jadi terpuruk
Prestasi Jokowi seperti air bah yang menenggelamkan keangkuhan orang-orang yang selama ini tak suka atas kiprahnya.
Para pengamat, politikus dan para mantan pejabat yang dipecat mengais-ngais rejeki melalui cara yang menjijikkan. Mereka terus memproduksi komentar dan kalimat yang jauh dari kata elok dan santun.
Tapi percayalah ternyata benar, "Tuhan bersama orang-orang yang sabar'.
Jokowi kemudian secara elegan seperti menghajar dan menampar para pembencinya tersebut. Saat mereka masih sibuk menghujat dan sebar fitnah seorang Jokowi justru mendapat kepercayaan di dunia International sebagai presidensi 2021-2022 dan Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20 Bali pada tahun 2022.
Jokowi benar-benar menjadi bintang di G20 Roma beberapa waktu yang lalu dan juga di KTT Iklim PBB, COP26 Glasgow, Skotlandia.
Satu sisi, CEO kelas Dunia Jeff Bezos, Bill Gate dan para pengusaha Inggris bersedia investasi di negara kita. Melalui lobi ciamik Menteri Keuangan Sri Mulyani, Erick Thohir, LBP dan Airlangga Hartarto.
Kemudian berkah Jokowi berlanjut, di Uni Emirat Arab disambut baik oleh Putra Mahkota Abu Dhabi Mochamad Bin Zayaed (MBZ). Bahkan Presiden Jokowi di negara ini namanya diabadikan sebagai nama Jalan juga Masjid yang bakal dibangun mewah. Dan tak keringgalan Putra Mahkota juga tertarik investasi di Indonesia terutama terkait dengan Ibu Kota Negara (IKN).
Dan masih ada lagi, nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) masuk dalam daftar 50 tokoh muslim berpengaruh di dunia atau The Muslim 500: The World's 500 Most Influential Muslims 2022.
Jokowi bersanding dengan sejumlah kepala negara dan tokoh muslim dari sejumlah negara. Dia berada di urutan ke-13. Dari Indonesia, selain Jokowi ada pula Said Aqil Siradj yang berada di urutan ke-19.
So, sudah berkali-kali Jokowi tampar para pembencinya. Sudah barang tentu masyarakat yang waras sangat senang dan menikmati situasi di atas.
Minimal usai pandemi RI di bawah Presiden Jokowi diganjar:
Ekonomi RI terbaik kedua diantara negara G20
Jokowi Presidensi G20, 2021-2022
Jeff Bezos dan Bill Gate kepincut investasi juga para pengusaha Inggris.
UEA beri hadiah nama Jalan dan Masjid dengan nama Presiden Joko Widodo
Presiden Jokowi kembali masuk 50 tokoh muslim berpengaruh di dunia no. 13
Sementara itu pembenci dan barisan sakit hati hanya bisa ngedumel dalam hati. Dan seperti biasa seolah tidak terpengaruh dan tetap konsisten dengan kebodohannya setiap saat, merajut dosa-dosa hingga ajal menjemputnya.
Tinggalkan legacy sebagai pribadi dan rakyat yang gagal dalam berpikir. Kasihan.
Demikian, salam
S:Anton Cahya